iPhone atau Android

Pada tahun 2011 lalu untuk pertama kalinya saya menggunakan iPhone, lupa bulan berapa. Sebelumnya tahun 2009 saya sempat menggunakan iPod Classic dan lebih lama lagi, untuk pertama kalinya saya menyentuh Macbook pada tahun 2005, ini saya tidak tahu apakah masuk kategori iBook atau sudah Macbook. Pokoknya dulu taunya itu produk Macintosh saja, udah.

Kembali ke iPhone, iPhone pertama saya adalah iPhone 3G dan pada waktu itu menggunakan aplikasi Whatsapp yang berbayar, seingat saya 9.900 rupiah. Waktu itu sama tim kerja yang dari luar mesti pakai Whatsapp, jadilah terpaksa beli di Appstore. Kemudian saya juga menggunakan Macbook Pro untuk kerja sehari-hari dan juga mengelola SEPUTARDUMAI. Tidak ada yang spesial di masa itu menggunakan iPhone, nyaris biasa saja. Sejak pertama kali menyentuh Macbook di tahun 2005, bagi saya Macintosh itu sangat memudahkan, tapi hanya pada ekosistem tertentu. Penggunaan Windows dan Microsoft cukup menguasai pasar dan semua mengalir begitu saja. Bagaimana tidak biasa, saya lupa pastinya tahun berapa, 2011 atau 2012, siswa SMA di Dumai saja sudah bawa Macbook untuk belajar di kelas, jadi ya biasa saja. Apalagi saat itu Blackberry juga tengah menjadi primadona dengan Blackberry Messanger alias BBM.

Saya bukan tipikal yang terlalu geek atau gimana, ngalir saja, dan jujur, produk Apple yang saya gunakan dari dulu itu semuanya second hand, kecuali untuk jual atau teman titip pas lagi di Singapura, serius, tahun ini baru beli yang asli garansi resmi Indonesia dan itupun untuk keperluan SEPDUM. Saya tidak pernah memaksakan kehendak harus mendapatkan satu produk di hari pertama penjualan atau harus produk baru, tapi lebih ke fungsi dan sesuai dengan kondisi keuangan. Tiap orang bisa saja punya pengalaman yang berbeda, tapi bagi saya pribadi menyesuaikan dengan kebutuhan dan terutama keuangan adalah kunci. iPhone 3G saya beli dari teman, Macbook Pro beli di sebuah toko di Dumai, baru, tapi reimburse dari kantor, iPhone selanjutnya, udah keluar lama, pas ada yang murah beli, gitu terus sampai dengan iPhone X ini.

Tapi ketika lagi di Singapura beberapa teman nitip beli produk Apple dan mau tidak mau beli dan pakai beberapa waktu terus udah selesai, haha. Satu-satunya yang beli baru dan digunakan itu ya iPhone 7 Plus untuk SEPUTARDUMAI, cinta kali sama SEPDUM. πŸ™‚

Nah ini dia ceritanya, foto diatas adalah foto Redmi Note 9, beli murah dari teman, karena lcd nya pecah setelah seminggu pemakaian, trus dia beli baru dan ini dibiarkan saja dengan kondisi lcd yang pecah, akhirnya saya perbaiki dan beli dengan harga miring. Untuk saat ini sehari-hari saya menggunakan iPhone 6s 16 GB. Bayangkan, 16 GB, haha. Dan makin kesini, saya jadi malas ngoprek-ngoprek, tidak seperti dulu, jailbreak bisa tiap minggu, sekarang untuk membersihkan memori saja sudah tidak tahu, lebih tepatna malas cari tahu. Jadilah iPhone 6s ini penuh, dan sempat terpikir untuk beli iPhone baru, apalagi sekarang authorized storenya sudah banyak dan dekat, tapi dengan situasi yang sulit sekarang ini jadi berpikir ulang untuk membeli unit baru. Ukuran juga berpengaruh, bagi saya 4,7 inch adalah ukuran final yang tidak dapat diganggu gugat, setelah mencoba seri yang plus, ini tidak cocok bagi saya. iPhone X saja terasa besar ditangan saya, dan layar 4,7 adalah pilihan yang paling tepat. Kemudian sebagai pengganti iPhone 6s 16 GB ini pilihannya adalah iPhone 7 atau 8, lagi-lagi masalahnya ada pada harga, bisa saja diakali dengan pos keuangan a-b di switch, tapi, situasi sulit sekarang ini membuat saya berpikir ulang, berpikir beberapa kali untuk mengeluarkan uang membeli unit iPhone baru. Lebih baik uangnya disimpan dulu, ini pandemi nggak tau sampai kapan, tapi ini iPhone udah penuh nggak bisa ngapa-ngapain selain nelpon, SMS dan Whatsapp. Tapi nggak, jangan, tahan. Hahaha, begitu terus sampai detik ini.

Hingga akhirnya iPhone SE 2020 diluncurkan dan bulan ini resmi dijual di Indonesia. Diawal kemunculan sempat mikir, ini adalah aku, layar 4,7inch dan sepesifikasi yang sudah luar biasa. Pokoknya harus beli ini, wajib. Hingga mendekati hari H perasaan itu muncul lagi, tahan dulu lahhh, tunggu dulu situasi membaik, baru beli hp. Sabar bro, tahun depan kalau situasi normal, kerjaan lancar hajar lah itu iPhone. Mungkin ini yang dinamakan AKU BENCI PIKIRANKU. Satu sisi mau upgrade iPhone karena sudah butuh, disatu sisi harus nahan dulu karena situasi lagi parah-parahnya. Akhirnya sampai detik ini iPhone 6s 16 GB ini masih digunakan sebagai daily driver, seperti yang sudah dijelaskan diatas, berkurangnya penggunaan produktifitas di iPhone membuat saya menahan diri. Dulu semua di iPhone, dari nelpon, SMS, Whatsapp, Slack, foto, video, editing, digital payment, aplikasi ini-itu yang terbaru, pokoknya semua update. Sekarang? tidak. Hahaha. Mungkin karena ini keinginan mengganti iPhone bisa terbendung, karena fungsi utamanya sudah terpenuhi dan ter-backup di iCloud. Dan untuk produktivitas sebagian sudah jalan di iPhone X milik SEPDUM

Hubungannya dengan Redmi Note 9 diatas apa? Nah sekarang lagi dilema lagi nih, antara mau pindah ke Android atau tetap di iPhone? Hahaha. Kemaren sudah sempat niat 100% pindah ke Android, digital payment sama Banking amanlah, datangi Bank satu per satu, laluuuu.. masalahnya ada di Whatsapp, Haha ini bagaimana transfer data dari iOS ke Android? Kalau ganti iPhone baru semua otomatis backup dari iCloud, kalau ke Android. Benar-benar permasalahan. Sudah coba beberapa software untuk transfer data, tapi karena malas-malasan akhirnya gagal. Hahah (ini drama digagalkan bisa jadi). Padahal Redmi Note 9 sudah siap untuk digunakan. Dan sudah terkoneksi dengan laptop Windows, Google, semua sudah siap. Tapi… hati belum siap. Wkwkwkwk

Hari ini iPhone 12 akan diluncurkan, dan saya tertarik dengan yang Mini, semoga saja ada dan ukurannya benar-benar mini sehingga iPhone 6s ini bisa bergabung ke box bersama adik-adiknya yang saya gunakan sebelumnya, iPhone 3G, iPhone 4G, iPhone 5G dan iPhone 6G. Tapi.. situasi saat ini memang mengajarkan kita banyak hal, saya memang tidak tertarik untuk menjadi yang pertama di iPhone-iPhone ini, sedikitpun tidak pernah, tapi jika sudah butuh baru akan beli. Dan hal ini patut saya syukuri disaat seperti sekarang ini, semua terpuruk karena pandemi, selain mikirkan kebutuhan hp, ada baiknya mikir pos lain agar tidak salah melangkah. Kita tidak tahu kapan situasi sulit ini akan berakhir, bagi saya bisa bertahan tanpa mengganggu pos keuangan yang sudah ada saja itu adalah sebuah kebahagiaan. Bisa sehat dan beraktivitas untuk mencukupi kebutuhan keluarga adalah sebuah hal yang sangat mahal. Dan bisa memanfaatkan yang ada adalah sebuah jalan keluar.

Pesannya adalah, dunia akan terus berputar, dan ini sudah terjadi sejak dahulu kala. Kita hanya bentukan yang berjalan diatasnya, tren akan terus terjadi, khusus untuk di hp, kita sudah melewati Nokia, Blackberry, iOS, Android, Windows Phone dan kedepannya entah apa lagi yang akan tercipta. Tetaplah menjadi biasa, tetaplah hidup sesuai porsinya, tetaplah atur pos keuangan seperti biasa. Dan jeli melihat peluang, jangan dengarkan kata orang, apalagi melihat gaya hidup orang lain. Kita berbeda, sesuaikan dengan kemampuan. Tidak perlu menjadi yang pertama, tidak perlu harus iPhone jika memang tidak bisa. Jika memang karena sebuah gadget menjadi dikecilkan, berarti mereka bukan lingkaran yang tepat untuk kita. Semua ada porsinya, jadi silakan disesuaikan.

Hmm.. jadi ganti hp atau tidak ni? iPhone SE 2020 atau langsung 12? Untuk saat ini jawaban saya, belum, Hahaha.

Untuk kawan-kawan yang memang ada uang, silakan, yang belum ada uang atau memiliki cerita sama seperti saya ya sebaiknya nikmati saja melalui Youtube dan sambil nabung, semoga nanti bisa beli iPhone baru. Oke.

***

Min, kok masih betah pakai iPhone 6S? Wak, iPhone itu barang mahal, kalau bisa pakainya minimal 5 tahun lah, boleh beli baru atau beli second, yang penting usahakan untuk pemakaian 5 tahun kedepan. Kecuali miko sultan gas lah tiap tahun atau tiap 6 bulan ganti iPhone. πŸ™‚

Unknown's avatar

Author: sepdum

The future is arriving faster than ever.

2 thoughts on “iPhone atau Android”

  1. Makanya sebaik-baiknya gadget adalah yang memang digunakan secara maksimal. Sampe ga bisa lagi dipake mungkin. Kwkwkwkw
    Tapi tangan ini keknya agak panas, mau dikasih produk flagship atau hau-hau tetap aja jarang bertahan 5 thn lebih.

    Like

    1. Ayo, beli yang bisa bertahan 5 tahun. Seru mut, setelah beli itu mau ada produk baru keluar nyantai aja kayak ga ada masalah. Dan pas 5 tahun baru deh ini misuh-misuh greget mau beli baru, hahaha.

      Like

Leave a reply to Mutia Nurul Rahmah Cancel reply